Hampir
semua pria pernah melakukan onani sepanjang hidupnya baik yang masuk
kategori jarang atau rutin. Survei mencatat sepanjang hidupnya, pria
rata-rata melakukan masturbasi sebanyak 2.000 kali yang membuatnya
mencapai ejakalusi.
Masturbasi
dalam konteks moderen dipandang sebagai suatu kegiatan yang
menyenangkan, memuaskan, perilaku yang bisa diterima alias normal dan
aman dari risiko terkena infeksi menular seksual.
Pria
sudah mulai melakukan masturbasi di usia 11-14 tahun. Masturbasi ini
akan dilakukan hingga si pria punya pasangan tetap untuk berhubungan
seks. Ada periode aktif rata-rata selama 20 tahun pria melakukan
masturbasi sebelum ia memiliki pasangan bercinta.
Selama
periode aktif itu, rata-rata pria melakukan onani selama 2 kali
seminggu, walaupun banyak juga yang kurang dari itu atau lebih dari itu.
Sehingga didapatkan rata-rata pria yang mengalami masturbasi sebanyak
2000 kali sepanjang hidupnya.
Dr
David Delvin dalam tulisannya di netdoctor, Minggu (10/7/2011)
mengatakan saat anak lelaki sudah mengetahui penisnya bisa 'bicara'
(terangsang) saat itulah ia mulai berpikir melakukan onani. Tidak
mengherankan akhirnya si anak laki-laki ini menggerayangi daerah seputar
kelaminnya dan menemukan bahwa masturbasi dapat menyebabkan orgasme dan
ejakulasi, yang semua ini dinilai menarik dan menyenangkan.
Berbeda
dengan tradisi di Timur yang masih menganggap masturbasi sebagai
perbuatan dosa, pria di Barat lebih berani dan tidak ragu-ragu melakukan
masturbasi. Masturbasi dianggap sebagai bentuk seks yang paling aman
dan lebih memuaskan dibandingkan melakukan hubungan seks satu malam
dengan orang yangbaru dikenal (one night stand).
Menurut
Dr David, pria yang sudah menikah pun masih ada yang sering melakukan
masturbasi. Begitu juga pria usia 70-80 tahun masih melakukan masturbasi
beberapa kali dalam seminggu.
"Tapi
secara umum pria yang paling banyak melakukan masturbasi adalah usia
remaja. Frekuensinya kemudian akan berkurang secara bertahap saat
usianya makin dewasa atau sudah punya pasangan," kata Dr David.
Yang
ditakutkan adalah jika pria melakukan masturbasi terlalu sering yang
membuat alat kelaminnya bengkak atau terluka, hingga risiko mengalami
ejakulasi dini atau ejakulasi terlambat saat mempunyai pasangan
bercinta.
Hal
senada diungkapkan pakar seks, Dr Andri Wanananda dalam konsultasi
kesehatan di detikHealth. Menurutnya, onani adalah perilaku yang normal
bila dilakukan tidak sampai mengganggu kegiatan rutin dan produktivitas
kerja sehari-hari.
Namun
kebiasaan onani yang terlalu berlebihan sering berisiko mengalami
ejakulasi dini saat melakukan hubungan dengan partner yang nyata. Ini
karena saat onani, pria terbiasa melakukan ejakulasi yang cepat karena
tidak ada partner. Sehingga dikhawatirkan jika sudah punya partner yang
nyata kebiasaan itu akan berlanjut.
Padahal
saat sudah punya pasangan nyata, harus juga memperhatikan ejakulasi
pasangannya. Jangan sampai si pria sudah klimaks tapi wanitanya belum
apa-apa sehingga si wanita merasa tidak mencapai orgasme.
Menurut
Dr Andri untuk mengurangi kebiasaan onani yang terlalu berlebihan,
energi bisa disalurkan ke kegiatan positif seperti berolahraga, tidak
bersentuhan dengan hal-hal yang berbau pornografi atau memperbanyak
kegiatan lain yang positif.

